Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata) adalah tanaman herbal yang banyak digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat. Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari Temu Kunci. Temu Kunci memiliki aroma yang khas dan berasa agak pahit.
Temu Kunci Boesenbergia pandurata) |
Klasifikasi Tanaman Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata)
- Divisi : Magnoliophyta
- Kelas : Liliopsida
- Ordo : Zingiberales
- Famili : Zingiberaceae
- Genus : Boesenbergia
- Spesies : Boesenbergia pandurata
Ciri Ciri Tanaman Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata)
Batang:
- Batang asli di dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, 5-30 x 0,5-2 cm,
- Batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah daun).
Daun:
- Umumnya berdaun sebanyak 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna merah tanpa helaian daun
- Tangkai daun beralur, tidak berambut, panjang 7-16 cm, lidah-lidah berbentuk . segitiga melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm, p
- Pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai daun tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus tetapi bagian bawah agak berambut terutama sepanjang pertulangan,
- Warna helai daun hijau muda, lebar 5-11 cm.
- susunan bulir tidak berbatas, di ketiak daun, dilindungi oleh 2 spatha, panjang tangkai 411 cm, umumnya tangkai tersembunyi dalam 2 helai daun terujung.
- Kelopak: 3 buah lepas, runcing.
- Mahkota: 3 buah daun mahkota, merah muda atau kuning-putih, tabung 50-52 mm., bagian atas tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan panjang 18 mm.
- Benang sari: 1 fertil besar, kepala sari bentuk garis membuka secara memanjang. Lainnya berupa bibir-bibiran (staminodia) bulat telur terbalik tumpul, merah muda atau kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, 25x7 cm.
- Putik: bakal buah 3 ruang, banyak biji dalam setiap ruang. Asal-usul: Tropis dataran rendah,
- Waktu berbunga : Januari- Februari, April-Juni.
Daerah Penyebaran Dan Distribusi Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata)
- Temu Kunci tumbuh secara liar dan budidaya,
- Tumbuh dengan baik pada dataran rendah pada iklim panas dan lembab dengan kondisi tanah yang relatif subur dengan pertukaran udara dan tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya (sering tergenang air, atau "becek" pertumbuhan akan terganggu dan rimpang cepat busuk).
- Dibudidayakan di tanah berkapur bergerombol.
Perbanyakan Dan Budidaya Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata)
dengan pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian (tiap bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas); penanaman dilakukan pada jarak tanam 3000 cm. Pemanenan dilakukan setelah berumur 1 tahun. Setelah dilakukan pemanenan:, dilakukan sortasi dan dicuci, kemudian dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil /tipis dan dikeringkan di tempat teduh dengan aliran udara yang baik. Untuk jumlah kecil disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya (sebagai penyerap lembab udara dapat dengan "charcoal"= karbon aktif)''.
Manfaat Tanaman Temu Kunci (Boesenbergia pandurata)
Minyak atsiri dalam kandungan rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) berefek pada pertumbuhan Entamoeba coli, Staphyllococus aureus dan Candida albicans ; selain itu dapat berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in vitro.
Perasan dan Infusa rimpang temu kunci memiliki daya analgetik dan antipiretik.
Ekstrak rimpang-yang larut dalam etanol dan aseton berefek sebagai antioksidan pada percobaan dengan minyak ikan sehingga mampu menghambat proses ketengikan.
ekstrak temu kunci dapat menghambat bakteri isolat penyakit Orf (Ektima kontagiosa). Toksisitas Praktis tidak toksik
Manfaat Temu Kunci
Temu kunci banyak di manfaatkan sebagai obat aprodisiac, disentri, antiinflamasi, kolik, serta untuk menjaga
kesehatan tubuh, peluruh dahak/untuk menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, Sariawan, Kembung, Susah Kencing, Kurap, Batu Empedu, Keputihan pemacu keluarnya air susu ibu (AS1), dll
Komposisi :
Rimpang
1,2% minyak atsiri (rimpang segar 0,06% - 0,32% minyak atsiri); komponen utama minyak atsiri terdiri dari monoterpen, seskuiterpen, turunan fenilpropana antara lain: geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen, kamfen, 1,8-sineol (eukaliptol), d-borneol, geraniol, osimen, dimetoksi-4(2-propenil), miristin, linalil propanoat, asam sinamat, kamfen hidrat, propenil guaikol, dihidrokarveol, linalool; etil-sinamat, etil pmetoksi sinamat, panduratin A. - Asam kavisinat -flavonoid: pinosembrin (2,3-dihidrokrisin), 2',6'dihidroksi-4'-metoksi kalkon, pinostrobin (5hidroksi-7-metoksi flavanon), alpinetin, kardamomin, 2',4'-dihidroksi-6'-metoksi kalkon, boesenbergin A, 5,7-dimetoksiflavon. Pada jenis tumbuhan dengan: rimpang berwarna merah: pinostrobin, boesenbergin A, panduratin rimpang berwarna putih : 0,36% krotepoksid rimpang berwarna hitam: pinostrobin, 5,dimetoksi-flavon, 5-hidroksi-7-metoksi-flavon dan 5-hidroksi-7,4'-dimetoksiflavon, 5,7,3',4'tetrametoksiflavon; kaemferol-3,7,4'-trimetil eter; kuersetin-3,7,3',4-tetrametil eter.
Temu kunci tidak boleh dikomsumsi terus menerus dan berlebihan karena akan menimbulkan efek samping yang merugikan, gunakanlah lebih bijaksana dan seperlunya.
Beberapa efek samping yang sering terjadi adalah : efek anti mikroba yang berlebihan dan dapat merugikan tubuh.
Tag :
0 komentar:
Posting Komentar